[You must be registered and logged in to see this image.]
MOSKOW - Sepekan setelah musibah kecelakaan kereta cepat Nevsky Express dari Moskow menuju St. Petersburg, tragedi maut kembali terjadi di Rusia. Sebuah klub malam ternama di Kota Perm, sekitar 1.200 km sebelah timur Moskow, terbakar Sabtu dini hari (5/12). Sebanyak 109 orang tewas dan 133 yang lain luka-luka.
Menurut polisi, seperti dikutip kantor berita Rusia, sebelum musibah tersebut, lebih dari 230 orang memenuhi klub malam Lame Horse. Mereka sedang merayakan ulang tahun (ultah) ke-8 tempat hiburan malam yang populer di Perm, kota berpenduduk 1 juta di dekat kawasan pegunungan Ural, itu.
Perayaan ultah diramaikan dengan pesta kembang api di panggung. Karena desain bangunan satu lantai itu dibuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar, percikan kembang api pun memicu kebakaran. ''Api membakar seluruh ruang dengan cepat. Pengunjung yang panik saling injak. Akibatnya, jatuh korban jiwa cukup banyak,'' terang Marina Zabbarova, kepala penyelidik kantor kejaksaan setempat.
Dalam tayangan televisi Rusia, terlihat gambar-gambar mayat bergelimpangan. Para korban tewas itu pun diletakkan oleh petugas penyelamat di luar klub malam dalam kondisi bertumpukan di tengah hujan salju. Hal itu dilakukan sambil menunggu datangnya ambulans dan mobil pembawa korban.
Dari 109 korban tewas, 98 di antaranya meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan 11 lainnya meninggal di rumah sakit. Komite Investigasi menuturkan, 133 orang lainnya luka-luka. Sekitar 90 di antaranya kritis di rumah sakit.
Svetlana Kuvshinova, salah satu korban selamat, menceritakan kepada Associated Press (AP) bahwa api menyulut kebakaran setelah tiga kembang api pancuran dinyalakan. Percikan kembang api lantas membakar atap tempat hiburan yang terbuat dari plastik. ''Api membakar hanya dalam hitungan detik. Karena hanya ada satu jalan keluar, para pengunjung berdesakan. Saya nyaris terinjak,'' tuturnya.
Olga, korban selamat lainnya, mengatakan bahwa pengunjung berupaya menerobos pintu untuk mencari selamat. ''Asap tebal memenuhi seluruh ruang. Saya pun tak bisa melihat apa-apa,'' katanya.
Dari rekaman video yang dibuat salah seorang pengunjung dan ditayangkan sejumlah stasiun televisi Rusia, pembawa acara sempat mengingatkan para pengunjung. ''Bapak-bapak dan ibu-ibu, para tamu sekalian, ada kebakaran. Silakan meninggalkan klub malam,'' seru sang pembawa acara.
Tetapi, para pengunjung sepertinya merasa berat untuk meninggalkan klub malam. Mereka baru panik dan berebut keluar setelah api membesar beberapa saat kemudian. Petugas pemadam tiba di pusat Kota Perm sekitar satu menit setelah sinyal kebakaran berbunyi. Mereka berhasil memadamkan api dalam waktu kurang dari satu jam.
Polisi langsung menangkap dan menahan pemilik maupun manajer klub malam tersebut. Pihak yang berwenang menyatakan, manajer klub mengabaikan teguran berkali-kali supaya mengubah interior sesuai dengan standar keamanan dari bahaya kebakaran.
''Mereka bukan hanya tak punya otak, tetapi juga tak punya nurani,'' kecam Presiden Rusian Dmitry Medvedev. Dia mendesak supaya keduanya dikenai hukuman berat.
Dmitry Peskov, juru bicara Perdana Menteri (PM) Vladimir Putin, menyatakan bahwa sebuah komisi pemerintah telah dibentuk untuk menyelidiki tragedy tersebut. Penerapan regulasi keamanan dari bahaya kebakaran di Rusia dikenal agak longgar. Akibatnya, angka kebakaran dengan banyak korban jiwa di sana beberapa kali lebih tinggi dibandingkan di Barat.
Zabbarova menyatakan kebakaran itu tidak terkait dengan aksi terorisme. ''Tidak ada kecurigaan yang mengarah ke serangan teroris,'' katanya.
Rusia cukup sering diguncang serangan terorisme. Pekan lalu, kereta api cepat Nevsky Express terguling setelah rel diledakkan dengan bom. Dalam insiden itu, 27 penumpang tewas. Pemberontak Chechnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu[b]
MOSKOW - Sepekan setelah musibah kecelakaan kereta cepat Nevsky Express dari Moskow menuju St. Petersburg, tragedi maut kembali terjadi di Rusia. Sebuah klub malam ternama di Kota Perm, sekitar 1.200 km sebelah timur Moskow, terbakar Sabtu dini hari (5/12). Sebanyak 109 orang tewas dan 133 yang lain luka-luka.
Menurut polisi, seperti dikutip kantor berita Rusia, sebelum musibah tersebut, lebih dari 230 orang memenuhi klub malam Lame Horse. Mereka sedang merayakan ulang tahun (ultah) ke-8 tempat hiburan malam yang populer di Perm, kota berpenduduk 1 juta di dekat kawasan pegunungan Ural, itu.
Perayaan ultah diramaikan dengan pesta kembang api di panggung. Karena desain bangunan satu lantai itu dibuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar, percikan kembang api pun memicu kebakaran. ''Api membakar seluruh ruang dengan cepat. Pengunjung yang panik saling injak. Akibatnya, jatuh korban jiwa cukup banyak,'' terang Marina Zabbarova, kepala penyelidik kantor kejaksaan setempat.
Dalam tayangan televisi Rusia, terlihat gambar-gambar mayat bergelimpangan. Para korban tewas itu pun diletakkan oleh petugas penyelamat di luar klub malam dalam kondisi bertumpukan di tengah hujan salju. Hal itu dilakukan sambil menunggu datangnya ambulans dan mobil pembawa korban.
Dari 109 korban tewas, 98 di antaranya meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan 11 lainnya meninggal di rumah sakit. Komite Investigasi menuturkan, 133 orang lainnya luka-luka. Sekitar 90 di antaranya kritis di rumah sakit.
Svetlana Kuvshinova, salah satu korban selamat, menceritakan kepada Associated Press (AP) bahwa api menyulut kebakaran setelah tiga kembang api pancuran dinyalakan. Percikan kembang api lantas membakar atap tempat hiburan yang terbuat dari plastik. ''Api membakar hanya dalam hitungan detik. Karena hanya ada satu jalan keluar, para pengunjung berdesakan. Saya nyaris terinjak,'' tuturnya.
Olga, korban selamat lainnya, mengatakan bahwa pengunjung berupaya menerobos pintu untuk mencari selamat. ''Asap tebal memenuhi seluruh ruang. Saya pun tak bisa melihat apa-apa,'' katanya.
Dari rekaman video yang dibuat salah seorang pengunjung dan ditayangkan sejumlah stasiun televisi Rusia, pembawa acara sempat mengingatkan para pengunjung. ''Bapak-bapak dan ibu-ibu, para tamu sekalian, ada kebakaran. Silakan meninggalkan klub malam,'' seru sang pembawa acara.
Tetapi, para pengunjung sepertinya merasa berat untuk meninggalkan klub malam. Mereka baru panik dan berebut keluar setelah api membesar beberapa saat kemudian. Petugas pemadam tiba di pusat Kota Perm sekitar satu menit setelah sinyal kebakaran berbunyi. Mereka berhasil memadamkan api dalam waktu kurang dari satu jam.
Polisi langsung menangkap dan menahan pemilik maupun manajer klub malam tersebut. Pihak yang berwenang menyatakan, manajer klub mengabaikan teguran berkali-kali supaya mengubah interior sesuai dengan standar keamanan dari bahaya kebakaran.
''Mereka bukan hanya tak punya otak, tetapi juga tak punya nurani,'' kecam Presiden Rusian Dmitry Medvedev. Dia mendesak supaya keduanya dikenai hukuman berat.
Dmitry Peskov, juru bicara Perdana Menteri (PM) Vladimir Putin, menyatakan bahwa sebuah komisi pemerintah telah dibentuk untuk menyelidiki tragedy tersebut. Penerapan regulasi keamanan dari bahaya kebakaran di Rusia dikenal agak longgar. Akibatnya, angka kebakaran dengan banyak korban jiwa di sana beberapa kali lebih tinggi dibandingkan di Barat.
Zabbarova menyatakan kebakaran itu tidak terkait dengan aksi terorisme. ''Tidak ada kecurigaan yang mengarah ke serangan teroris,'' katanya.
Rusia cukup sering diguncang serangan terorisme. Pekan lalu, kereta api cepat Nevsky Express terguling setelah rel diledakkan dengan bom. Dalam insiden itu, 27 penumpang tewas. Pemberontak Chechnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu[b]
info makasih yaaa......
: